Dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Februari 2025 pukul 18.00 WIB – selesai melalui zoom meeting

Belajar dari Emmanuel Levinas Tentang Keadilan Etis dan Keadilan Politis

Kompas.id 15 Februari 2024 menampilkan opini yang ditulis oleh Achmad Arif dengan judul: “Politik Memunculkan Sisi Terburuk Manusia dan Pentingnya Pendukung Kritis”. Tulisan ini mengajak pembaca memperhatikan realitas bahwa politik bisa menjadikan siapa saja abai moral dan berdampak pada hilangnya keadilan. Totaliterisme yang dibalut dengan polularisme menghilangkan sikap kritis terhadap para politisi. Akibatnya dalam demokrasi tidak ada lagi sikap kritis terhadap totaliterisme dan popularisme. 

Demokrasi butuh pendukung kritis. Manakala demokrasi tidak didukung dengan pemikiran kritis, tujuan politik yang luhur berubah menjadi ajang perebutan kekuasaan yang kotor dan kasar. Segala cara dihalalkan demi kekuasaan. Politik kotor merembes ke berbagai sendi kehidupan. Agamawan, akademisi, pekerja, rumah tangga, dunia bisnis jauh dari moralitas dan etika. Kemanusiaan tidak dihargai. Manusia dijadikan obyek dari penguasa. Di sini sejarah mencatat jutaan nyawa manusia dikorbankan demi ambisi berkuasa (Holocaust, Rezim Kmer Merah, G30S, invasi Israel ke Gaza, berbagai proyek negara yang menduduki lahan masyarakat, dll).

Emmanuel Levinas mengalami pengalaman pahit dari politik rasis yang jahat. Politik rasis mencabik-cabik nilai kemanusiaan dan mencampakkannya ke jurang yang dalam. Pengalaman tersebut berpengaruh terhadap gagasan-gagasannya terkait dengan keadilan etis dan keadilan politis.

Melalui telaah buku “Mencari Keadilan Bersama Yang-Lain: Pandangan Etis-Politis Emmanuel Levinas” karya David Tobing, LPP Sinode mengajak sahabat-sahabat LPP Sinode belajar hakikat tentang keadilan etis dan keadilan politis. Kegiatan ini diadakan pada hari Jumat, 7 Februari 2025 melalui zoom. Pdt. Wisnu Sapto Nugroho menjadi penelaah buku. Usai pembacaan hasil telaah, peserta mendiskusikan realitas saat ini dengan didasarkan pada buku tulisan David Tobing.

Keadilan etis merupakan konsep keadilan dari Levinas dari Totality and Infinity: An Eassy on Exteriority. Bagi Levinas, etika  pada hakikatnya menyangkut relasi antara saya “Sang Aku” sebagai subyek dan Yang Lain (Liyan). Keadilan etis adalah tanggung jawab tanpa batas dari Sang Aku kepada Yang Lain dan pihak ketiga (third party/masyarakat). Keadilan adalah manifestasi dari relasi infinitas (Yang Takberhingga), relasi yang melampaui relasi totalitas. Relasi infinitas merupakan locus keadilan. Dalam relasi infinitas, eksternalitas dihargai sehingga menempatkan yang lain sebagai pusat orientasi diri Yang Sama, berorientasi pada kebaikan (goodness) yang mewujud pada tanggung jawab pada yang lain.

Keadilan politis merupakan konsep keadilan dari Levinas dari Othrewise than Being or Beyond Essence (OB). Keadilan politis merupakan limitasi tanggung jawab tanpa batas yang satu atau Sang Aku kepada Yang Lain melalui kehadiran pihak ketiga – dan locus dari keadilan dalam OB adalah relasi fenomenalis qua politis atau relasi politik profatis (prophetic politics). Levinas menyampaikan keadilan politis dengan memetakkan relasi fenomenalis dan enigmatis, relasi fenomenalis dan interupsi epistemis sebagai hal yang memungkinkan terwujudnya relasi enigmatis dari relasi fenomenologis dan kemungkinan  adanya interupsi politis atas relasi enigmatis pada keadilan.

Bagi sahabat-sahabat LPP Sinode yang tidak bisa hadir pada saat pelaksanaan telaah buku tersebut, saat ini bisa menikmati pembelajaran melalui media youtube LPP Sinode GKJ dan GKI SW Jateng. Mari kita belajar bersama dan ikut serta mewujudkan keadilan etis dan politis bagi kehidupan bersama yang lebih baik.

Materi kegiatan ini dapat diunduh melalui tautan berikut ini:

Materi Telaah Buku ke-1 tahun 2025, Ukuran: 480.0 KB (Downloaded: 69)